![]() |
Momen |
Peserta yang terdiri dari Siswa-Siswi SMP, MTS, SMA, MA, SMK sederajat ditambah beberapa Mahasiswa menikmati acara dari pagi hingga sore.
Setia Furqan Khalid yang mengisi Training Motivasi berpenampilan elegan hari itu, dengan setelan jas lengkap berwarna abu-abu mengkilap. Materi-materi yang Ia bawakan terbukti mampu menyihir para peserta. Ketika sesi perenungan para peserta dan bahkan panitia bercucuran air mata. Sesi ini salah satu andalan Setia Furqan Khalid.
TRYOUT
Tryout Akbar sendiri berjalan lancar. Pelajar SMP, MTS, MA, SMA, SMK sederajat sangat antusias mengikuti Tryout Akbar kali ini.
Tryout sendiri dilaksanakan setelah Training Motivasi oleh Setia Furqon Khalid, yang tidak kalah meriahnya.
Setelah Tryout, dilanjutkan dengan sesi presentase oleh pihak STAEDLER. Pihak STAEDLER membongkar banyak kekeliruan dalam ujian. Yang tentunya akan membekas diingatan para peserta yang akan mengikuti UN dalam waktu dekat ini.
(GA)

Direktur Budidaya Aneka Kacang dan Umbi Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Maman Suherman mengaku optimistis pemerintah bisa mencapai target produksi kedelai hingga 1,5 juta ton pada tahun ini, namun angka tersebut masih belum mencukupi kebutuhan yang diperkirakan mencapai 2,3 juta ton per tahun. Sebagai catatan tahun lalu produksi kedelai Indonesia tak lebih dari 800.000 ton,
"Perkiraan kita tahun ini produktivitas bisa mencapai 1,5 juta ton. Kebutuhan Indonesia sendiri perkiraan sampai 2,3 juta ton. Berarti ya sisanya masih defisit," ungkap Maman di Kementerian Pertanian, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (6/3/2013).
Maman mengatakan, lemahnya produktivitas tersebut dipicu karena kurang bergairahnya petani untuk menanam kedelai. Mengapa? Karena menurut Maman, untuk bertani kedelai, petani tak banyak mendapatkan untung karena harga kedelai yang rendah.
"Karena motivasi petani untuk menanam kedelai itu rendah, kenapa, karena pada saat panen raya harga di bawah biaya produksi. Biaya produksi itu per kg Rp 5.000, kadang-kadang Rp 4.000, di Aceh itu Rp 3.000," papar Maman.
"Jadi kenapa varietas banyak tapi petani enggan. Ya itu karena saat panen raya harganya murah," jelasnya.
Dikatakan Maman, selain itu, faktor kurangnya lahan pun menjadi salah satu pemicu kurangnya produktivitas kedelai dalam negeri, hingga berujung pada praktik impor komoditi tersebut.
"Lahan juga iya, ini problemnya secara keseluruhan untuk komoditas lain, bagaimana. Kita meningkatkan indeks penanaman. Lahan yang telah ada 600 ribu hektar," pungkasnya.

sumber
Jakarta - Produsen air minum kemasan Aqua Group menginjak usia ke-40 tahun. Di usianya yang sudah matang, Aqua terus meningkatkan kinerja untuk tetap menjadi pangsa pasar air minum kemasan terbesar di Indonesia.
Corporate Communication Director Aqua Troy Pantouw mengatakan, saat ini Aqua masih menguasai pangsa pasar air minum kemasan di Indonesia lebih dari 40%. Hal itu didukung dari kepercayaan konsumen terhadap produk merek Aqua miliknya.
"Kita masih menguasai pangsa pasar saat ini. Berharap tahun ini juga masih sama. Aqua pangsa pasarnya lebih dari 40% dari seluruh produk kemasan yang ada saat ini di atas 300 lebih merk kemasan," kata dia saat ditemui di kantornya, di Gedung Cyber 2, Jakarta, Rabu (6/3/2013).
Dia menjelaskan, dari pangsa pasar tersebut, wilayah Jabodetabek menguasai hingga 70% pasar yang ada.
"Ketersediaan air minum di Jabodetabek paling krusial. Biasanya kebutuhan masyarakat sangat tinggi. Bisa disetarakan dengan sembako," ujarnya.
Saat ini, dia menyebutkan, Aqua telah memiliki 16 pabrik yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia meliputi Jawa, Bali, Manado, Lampung, dan Brastagi.
"Kami percaya memiliki pelanggan setia. Tetap memilih air mineral yang sehat dan berkualitas," kata dia.
Sumber